Wednesday, April 25, 2012

Mengajak Anak Menjaga Pulau

Dalam balutan terik matahari, disertai angin pantai yang berhembus lembut, dan laut dengan gradasi warna yang indah, Siang itu sabtu (21/4), setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam dari pelabuhan kayu Bangkoang Kota Makassar, teman-teman Komunitas Beranda Baca sampai di Dermaga Pulau Kodingareng, Kecamatan ujung Tanah, Kota Makassar. Ini refreshing akhir pekan dan kerja sosial. Ala komunitas Beranda Baca.

Hampir sejam anak-anak pulau itu menunggu, di bawah pohon dekat pantai, sabar mereka memperhatikan ke arah laut, memperhatikan dengan serius tiap perahu yang sandar, ditemani dua volunter KBB yang sudah datang lebih dulu ke pulau, mereka menunggu kedatangan rombongan kedua teman2 KBB yang rencananya akan datang siang ini. Terasa betul sengat panas matahari di tepian pantai, tetapi anak-anak itu tetap menghambur senyum yang membuat suasana jadi menyenangkan.

Pantai yang sangat indah, bertepian pasir putih, dengan air yang jernih, beberapa anak terlihat melompat dari dermaga menikmatinya, di sebelah barat, tepat di depan dermaga, yang khusus disediakan sebagai tempat menunggu, beberapa orang tua bercerita sambil melepas penat, sebagian mereka baru saja pulang melaut, rutinitas yang dijalankan setiap hari oleh warga Pulau ini, karena sembilan puluh persen warga di pulau ini adalah nelayan, dan umumnya mereka adalah nelayan tradisional.
Tidak jauh dari dermaga, tepatnya disebelah selatan, sebuah sekolah Menengah Atas (SMA) baru selesai dibangun, hanya ada satu ruangan belajar SMA itu, tidak ada kantor dan yang lainnya, ini adalah tahapan awal pembangunan SMA di Pulau ini, menurut salah seorang Tokoh Masyarakat yang Akrab Di panggil Dg. Gammi “ SMA ini kami bangun untuk menarik respon Pemerintah untuk lebih serius memperhatikan pendidikan di Pulau ini, sehingga ke depannya setelah melihat sekolah ini pemerintah bisa menambah jumlahnya” tuturnya.

Beberapa kapal terus berdatangan, namun belum juga ada tanda-tanda kapal yang ditumpangi teman-teman KBB, kedatangan mereka sedikit terlambat. Karena tidak bisa menumpangi kapal reguler penumpang pulau yang ada. Beberapa teman, terlambat sampai di pelabuhan Kayu Bangkoang Makassar, sehingga kapal-kapal tersebut harus berangkat lebih dulu. Ada 3 kapal sebagai alat transportasi utama yang ada di Pulau ini, Sejahtera, Sinar Harapan dan Cari Kawan, kapal-kapal ini beroperasi setiap hari selama sepekan, dari Kodingareng kapal-kapal ini berangkat Pukul 07.00 pagi, sedangkan dari Makassar berangkat pukul 11.00, dan mereka tidak mentoleransi setiap keterlambatan. Sewa kapal reguler pun terbilang murah Rp. 10.000 untuk sekali perjalanan, sehingga untuk pulang pergi ke Pulau ini penumpang hanya mengeluarkan Biaya Rp. 20.000.

Sekitar pukul 13.20 Kapal kecil yang memuat teman-teman KBB terlihat merapat di Dermaga Kodingareng, anak-anak yang sejak tadi menunggu, dengan cepat berlari mendekat, mereka membantu menurunkan bibit-bibit pohon dari perahu, satu persatu pohon-pohon itu di turunkan, disimpan ke bawah pohon tempat mereka istirahat tadi, selanjutnya setelah semua urusan di dermaga selesai, anak-anak bersama teman-teman membawa pohon-pohon ke rumah Dg, Safa. Yang jaraknya kira 300 meter dari dermaga, di rumah ini juga sekaligus sebagai tempat istirahat selama berada di pulau ini.

Ketika sampai di Rumah Dg. Safa, asap terlihat mengepul dari tempat pembakaran, masih dibaliknya beberapa ikan dan cumi yang ada di atas besi pembakaran, inilah menu khas yang selalu menyambut kedatangan teman-teman. Di dalam rumah perempuan terlihat sibuk menyiapkan menu lainnya, sambal, menjadi pasangan setia menu ikan bakar, ada juga sayur “bakara” buah sukun, yang menjadi pelengkap nikmatnya makan siang pertama di Pulau ini.

Duduk melingkar sembari menikmati hidangan makan siang, terasa begitu nikmat, ada kebersamaan yang terjadi begitu saja, karena beberapa teman di Komunitas ini belum saling mengenal, namun suasana begitu cair, sehingga setiap orang merasa nyaman untuk mengeluarkan candaan kecil mereka. Acara makan siang berlangsung dengan sangat khidmat, sepertinya melewati perjalanan laut membuat teman-teman lapar, sehingga makan siang ini terasa begitu luar biasa.

Setelah makan siang selesai, sejuknya bawah pohon di depan rumah menjadi tempat peristirahatan, ditemani teh dan kue Joli-Joli, kue khas pulau kodingareng yang terbuat dari beras ketan yang ditumbuk halus, rasanya sangat enak, dan cukup menambah rasa kenyang bagi teman-teman, ditambah dengan perbincangan ringan bersama dg. Safa, tentang kondisi keseharian kehidupan nelayan di pulau ini.
Tidak terasa waktu berlalu, suara adzan ashar berkumandang, beberapa teman bersiap menuju ke mesjid untuk melaksanakan shalat. Mesjid Ar Ridha, adalah mesjid terbesar di kampung ini, ukurannya cukup besar, ada dua lantai, dengan menara yang cukup tinggi, menjadi semakin indah, dengan balutan cat berwarna hijau dan putih, bukan hanya itu, ada hal yang berbeda di pulau ini, setiap kali waktu shalat tiba, antusiasme warga pulau untuk shalat berjamaah di mesjid sangat tinggi, dari anak-anak, anak muda, sampai mereka yang sudah cukup tua terlihat menyesakki mesjid ini.

Ini adalah keberhasilan Jamaah Tabligh, salah satu kelompok islam yang berhasil menumbuhkan semangat ke islaman bagi warga pulau, sejak tahun 2005 lalu, mereka mulai melebarkan sayap Da’wah ke pulau ini, dengan pendekatan dari rumah-rumah kerumah, jamaah tabligh berhasil mengajak warga pulau untuk menjalankan ajaran islam secara baik, sehingga persoalan sosial yang dulunya begitu banyak, perlahan mulai bisa terselesaikan, dari berjudi hingga minum-minuman keras. Inilah salah satu pendekatan yang berhasil merubah kebiasaan masyarakat pulau ini.

Waktu Menunjukan pukul 16.00, sesuai agenda, teman-teman harus segera menuju ke SD Kodingareng, untuk mensosialisasikan kegiatan, yang akan dilaksankan dari sore hingga malam nanti, ada beberapa kegiatan yang akan di lakukan, diantaranya, Penanaman Pohon, Belajar Menggambar dan acara bermain anak, serta pertemuan dengan Tokoh Masyarakat.

Terlihat wajah kegembiraan anak-anak itu, teriakan persahabatan menyambut kedatangan kami, teman dari Komunitas Beranda Baca mengunjungi SD Inpres Kodingareng, satu-satunya Sekolah Dasar yang ada, jumlah siswa di Sekolah ini sekitar 600 orang, jumlah ini cukup banyak, karena anak-anak ini tidak ada pilihan untuk bersekolah di tempat lain.
BERSAMBUNG>>>>>

Masih dalam semangat “ saling menjaga dengan berbagi”, dalam suasana kebersamaan yang hangat, ruang ekspresi yang memberikan keharuan, sangat inspiratif dan begitu aktif, terasa dalam kedatangan Teman-teman KBB kali ini. Inilah langkah kami, menjadi bagian solusi bagi negeri.

Sasliansyah Arfah

0 comments:

Post a Comment